A. Ria
1.
Pengertian Ria
Ria berarti beramal baik dengan tujuan memperoleh pujian dari orang lain.
Ria berarti beramal baik dengan tujuan memperoleh pujian dari orang lain.
2.
Contoh
Perbuatan Ria
Seorang siswa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk ke kelas, dengan harapan agar guru menilai bahwa siswa tergolong siswa yang rajin melaksanakan tugas.
Seorang siswa mau melaksanakan tugas piketnya secara baik sesudah guru masuk ke kelas, dengan harapan agar guru menilai bahwa siswa tergolong siswa yang rajin melaksanakan tugas.
3.
Larangan Berbuat Ria
Ria termasuk larangan dalam islam. Islam mendidik umatnya agar perbuatan baik yang dilakukan didasari dengan niat ikhlas, yakni semata-mata mencari ridha Allah atau menaati perintah-Nya.
Ria termasuk larangan dalam islam. Islam mendidik umatnya agar perbuatan baik yang dilakukan didasari dengan niat ikhlas, yakni semata-mata mencari ridha Allah atau menaati perintah-Nya.
4.
Akibat Buruk Ria
a.
Menghapus pahala amal baik
b.
Mendapat dosa besar karena ria termasuk
perbuatan syirik
c.
Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena ria
sangat dekat hubungannya dengan sikap kafir.
5.
Perilaku Menghindari Ria
a.
Melatih
diri untuk beramal secara ikhlas, walaupun sebesar apapun yang dilakukan.
b.
Mengendalikan
diri agar tidak merasa bangga apabila ada orang lain memuji amal baik yang
dilakukan.
B. Nifak
1.
Pengertian
Nifak
Secara bahasa nifak berarti pura-pura pada agamanya. Secara istilah berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang mempunyai sifak nifak disebut munafik.
Secara bahasa nifak berarti pura-pura pada agamanya. Secara istilah berarti sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dan perbuatannya. Orang yang mempunyai sifak nifak disebut munafik.
2.
Ciri-Ciri Sifat Nifak
Perlu diketahui bahwa orang yang munafik pandai bersilat lidah dan memutar balikkan persoalan sehingga banyak orang terpedaya karenanya. Kepandaian bersilat lidah sebagai hasil dari sikapnya yang selalu mendua (bermuka dua). Disamping itu munafik juga suka mengobral janji terhadap orang lain, tetapi janji-janji-Nya banyak yang di ingkari sendiri.
Perlu diketahui bahwa orang yang munafik pandai bersilat lidah dan memutar balikkan persoalan sehingga banyak orang terpedaya karenanya. Kepandaian bersilat lidah sebagai hasil dari sikapnya yang selalu mendua (bermuka dua). Disamping itu munafik juga suka mengobral janji terhadap orang lain, tetapi janji-janji-Nya banyak yang di ingkari sendiri.
3.
Larangan Bersifat Nifak
Islam melarang umatnya bersifat nifak. Sebaliknya, islam mewajibkan bersifat jujur atau benar. Allah swt. berfirman yang terjemahnya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah petkataan yang benar”. (Q.S. al-Ahzab/33: 70).
Islam melarang umatnya bersifat nifak. Sebaliknya, islam mewajibkan bersifat jujur atau benar. Allah swt. berfirman yang terjemahnya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah petkataan yang benar”. (Q.S. al-Ahzab/33: 70).
4.
Akibat Buruk Sifat Nifak
a.
Bagi Diri Sendiri
1) Tercela dalam pandangan Allah swt. dan sesama
manusia sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2) Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas
dirinya
3) Tidak disenangi dalam pergaulan hidup
sehari-hari.
4)
Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena
orang lain tidak mempercayai lagi.
5) Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari
akhir.
b.
Bagi Orang Lain
1) Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat
merusak hubungan persahabatan yang terjalin baik.
2) Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan
atau perbuatannya yang tidak menentu.
3) Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat
sekitarnya sehingga merasa malu karenanya.
5.
Membiasakan Diri Menghindari Sifat Nifak
a. Nifak merupakan larangan agama yang harus di
jauhi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Nifak akan merugikan diri sendiri dan orang
lain sehingga dibenci dalam kehidupan masyarakat.
Menurut hasil tela’ah kami, Pada semester II kelas VII MTs, dalam penjelasan materinya sudah baik, akan tetapi terdapat kurangnya penjelasan dalam bab IV tentang asmaul husna.
Menurut hasil tela’ah kami, Pada semester II kelas VII MTs, dalam penjelasan materinya sudah baik, akan tetapi terdapat kurangnya penjelasan dalam bab IV tentang asmaul husna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar