A. Ikhlas
1.
Pengertian
Ikhlas
Kata ikhlas kata ikhlas berasal dari bahasa arab akhlasa, yukhlisu, ikhlasan yang artinya memurnikan niat hanya semata-mata mencari rida Allah. Atau semata-mata menaati perintah-Nya. Sebagaimana terungkap dalam surat al-An’am/6:162.
Kata ikhlas kata ikhlas berasal dari bahasa arab akhlasa, yukhlisu, ikhlasan yang artinya memurnikan niat hanya semata-mata mencari rida Allah. Atau semata-mata menaati perintah-Nya. Sebagaimana terungkap dalam surat al-An’am/6:162.
2.
Perintah untuk Beramal secara
Ikhlas
Orang yang beramal baik, tetapi tidak ikhlas, ia akan rugi sendiri. Allah tidak akan menerima amal tersebut, dalam hadis Qudsi Allah berfirman.
“ Aku adalah sebaik-baik sekutu (teman). Barang siapa memperskutukan Aku bersama yang lain, dia (diserahkan) kepada sekutu itu. Wahai sekalian manusia, ikhlaskan amalmu karena Allah tidak akan menerima akal seseorang, kecuali amal yang diikhlaskan kepada-Nya.” (H.R. al- Bazzar)
Orang yang beramal baik, tetapi tidak ikhlas, ia akan rugi sendiri. Allah tidak akan menerima amal tersebut, dalam hadis Qudsi Allah berfirman.
“ Aku adalah sebaik-baik sekutu (teman). Barang siapa memperskutukan Aku bersama yang lain, dia (diserahkan) kepada sekutu itu. Wahai sekalian manusia, ikhlaskan amalmu karena Allah tidak akan menerima akal seseorang, kecuali amal yang diikhlaskan kepada-Nya.” (H.R. al- Bazzar)
3.
Bentuk-Bentuk (contoh) Perilaku Ikhlas
a.
Tidak pernah mengeluh dan tak mengharapkan
penghargaan setiap ia menjalankan tugas
b.
Melaksanakan
sesuatu karena semata-mata melaksanakan perintah Allah dalam kandungan Surah al-Ma’un.
4. Dampak
Positif Beramal secara Ikhlas
a.
Memperoleh
kepuasan batin karena merasa bahwa kebaikan yang dilakukan sesuai kehendak
Allah yang menyuruhnya.
b.
Merasa senang karena adanya harapan rida dari
sisi-Nya.
c.
Dapat
menjaga kerutinan dalam berbuat baik, walaupun amal baiknya tidak dilihat orang
lain.
5. Membiasakan Diri Beramal secara Ikhlas
a.
Melatih diri agar tidak merasa bangga jika
perbuatan baiknya dipuji orang.
b.
Tidak
kecewa apabila perbuatan baiknya diremehkan orang lain.
c.
Melatih diri untuk beramal baik saat tidak
dilihat orang lain, misalnya sedekah secara sembunyi-sembunyi.
d.
Tidak suka memuji perbuatan baik yang
dilakukan seseoranga karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi
ria.
B. Taat
1.
Pengertian Taat
Kata taat berasal dari bahasa Arab yang berarti tunduk, patuh, dan setia kepada si fulan atau Allah dan rasul-Nya, baik dalam bentuk pelaksanaan perintah Maupin meninggalkan larangan-Nya.
Kata taat berasal dari bahasa Arab yang berarti tunduk, patuh, dan setia kepada si fulan atau Allah dan rasul-Nya, baik dalam bentuk pelaksanaan perintah Maupin meninggalkan larangan-Nya.
2.
Perintah untuk Taat kepada Allah dan
Rasul-Nya
Taat termasuk perkara yang diwajibkan dalam islam. Dengan demikian, seorang mukmin adalah orang yang setia dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah berfirman dalam surat an-Nisa’/4:59.
Taat termasuk perkara yang diwajibkan dalam islam. Dengan demikian, seorang mukmin adalah orang yang setia dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Allah berfirman dalam surat an-Nisa’/4:59.
3.
Bentuk-Bentuk (Contoh) Ketaatan kepada Allah
dan Rasul-Nya
a.
Taat kepada syariat Islam dalam pembagian
warisan
b.
Meskipun saling mencintai, Karena Islam
muslimah melarang menikah dengan lelaki nonmuslim, akhirnya Nur Hasanah menolak
lamaran tersebut dengan sopan.
4.
Dampal Positif Ketaatan kepada Allah dan
Rasul-NYa
a.
Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu
melaksanakan salah satu kewajibannya lepada Allah dan Rasul-Nya.
b.
Memperoleh ida Allah karena telah mampu
menaati perintah-Nya, dan
c.
Memperoleh kemenangan (keuntungan) yang besar
sesuai firman Allah dalam surat an-Nisa’/4:13.
5. Membiasakan Diri Taat lepada Allah dan
Rasul-Nya
a.
Segera mempersiapkan diri untuk salat
apabila sudah tiba waktunya.
b.
Melatih diri untuk disiplin dalam
berbagai hal, termasuk belajar dan mengrjakan tudas sekolah.
c.
Selalu disiplin dalam mengikuti tata tertib
sekolah, baik dilihat guru maupun tidak.
C. Khauf
1.
Pengertian Khauf
Kata khauf berasal dari bahasa arab khafa, yakhafu, khaufan yang artinya takut. Islam mendidik umatnya agar memiliki sifat khauf, yakni takut akan murka Allah apabila terkena ancaman atau siksa-Nya.
Kata khauf berasal dari bahasa arab khafa, yakhafu, khaufan yang artinya takut. Islam mendidik umatnya agar memiliki sifat khauf, yakni takut akan murka Allah apabila terkena ancaman atau siksa-Nya.
2.
Perintah
untuk Memiliki Khauf
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. al-A’raf/7:56
Yang dimaksud rasa takut dan penuh harap pada ayat di atas ialah sebagai berikut.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. al-A’raf/7:56
Yang dimaksud rasa takut dan penuh harap pada ayat di atas ialah sebagai berikut.
a. Takut akan dilepaskan oleh Allah
hidup sendirian sehingga tersesat dari jalan yang benar, yakni tuntunan
Islam.
b. Takut akan mendapat siksa karena melanggar
aturan-arturan-Nya.
c. Sangat mngharapkan rida Allah sehingga
hidupnya senantiasa memperoleh bimbingan dari wahyu-Nya.
3.
Contoh khauf
Senantiasa meningkatkan kualitas beribadah, baik yang berhubunagn secara langsung kepada Allah maupun yang berhubungan dengan sesama manusia.
Senantiasa meningkatkan kualitas beribadah, baik yang berhubunagn secara langsung kepada Allah maupun yang berhubungan dengan sesama manusia.
4.
Dampak Positif Khauf
a.
Dapat menjaga kerutinan perbuatan baiknya
karena belum yakin bahwa kebaikan yang telah lalu diterima dan diridai
Allah.
b.
Dapat
meningkatkan kualitas perbuatan baiknya karena mengharapkan rida Allah.
5. Membiasakan Diri Bersifat Khauf
a.
Mengingat-ingat dosanya si masa lalu sebab
belum tentu dimaafkan Allah.
b.
Melupaka kebaikan di masa lalu karena belum
tentu Allah berkenan menerimnya.
c.
Mengukur
dirinya dengan orang –orang yang saleh agar bersemangat untuk mengikuti amal
baik seperti mereka.
D. Tobat
1.
Pengertia
Tobat
Kata tobat berasal dari kata taba, yatubu, taubatan yang berarti kembali, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Orang yang bertobat berarti berhenti dari perbuatan dosa yang telah dilakukan, kemudian kembali kejalan yang benar.
Kata tobat berasal dari kata taba, yatubu, taubatan yang berarti kembali, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Orang yang bertobat berarti berhenti dari perbuatan dosa yang telah dilakukan, kemudian kembali kejalan yang benar.
2.
Hukum Bertobat
Bertobat termasuk pekara yang diwajibkan dalam agama. Firman Allah dalam surat an-Nur/24:31.
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda sebagai berikut.
“ Sesungguhnya Allah Yang Mahamulia dan Mhaagungmembentangkan tangan-Nya diwaktu malam untuk menerima tobat hamba yang berbuat dosa pada siang harinya, dan membentangkan tangan-Nya diwaktu siang untuk menerima tobat hamba yang berbuat dosa pada malam hrinya sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya (hari akhir) .” (H.R . Muslim)
Tobat nasuha harus memenuhi tiga perkara yakni :
Bertobat termasuk pekara yang diwajibkan dalam agama. Firman Allah dalam surat an-Nur/24:31.
Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda sebagai berikut.
“ Sesungguhnya Allah Yang Mahamulia dan Mhaagungmembentangkan tangan-Nya diwaktu malam untuk menerima tobat hamba yang berbuat dosa pada siang harinya, dan membentangkan tangan-Nya diwaktu siang untuk menerima tobat hamba yang berbuat dosa pada malam hrinya sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya (hari akhir) .” (H.R . Muslim)
Tobat nasuha harus memenuhi tiga perkara yakni :
a.
Harus segera menghentikan perbuatan disa yang
dilakukan.
b.
Harus menyesali sedalam-dalamnya atas
perbuatan dosa tersebut.
c.
Harus bertekad yang sungguh-sungguh tak akan
mengulangi perbuatan dosa tersebut.
3. Contoh Perilaku Tobat Kepada Allah
a.
Memperbanyak membaca istigfar dan menemui
orang yang pernah dijahtinya untuk minta maaf.
b.
Menyesali perbuatan yang seharusnya tidak
dilakukan serta berjamji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
4. Dampak Positif Perilaku Bertobat
a.
Bagi Pelakunya Sendiri
1)
Memperoleh semangat dan gairah hidup baru
karena Allah berkenan menerima tobatnya
2)
Dapat memperoleh kembali jalan yang
benar
3)
Memperoleh simpati msyarakat lagi, seperti
dahulu sebelum bertobat.
4)
Bagi Orang lain Termasuk keluarga
1)
Lambat laun dapat mengembalikan nama baik
keluarga.
2)
Hilangnya kecemasan keluarga dan
masyarakat.
5.
Perilaku
Membiasakan Diri Bertobat
a.
Tidak
memandang remeh terhadap perbuatan dosa sekecil apapun,
b.
Berusaha
menutup perbuatan dosanya dengan perbuatan baik sesuai kemampuan yang
dimiliki
merasa tidak senang apabila
melihat oramg lain berbuat dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar